Jumat, 15 Mei 2009

KOPI PANAS dan UBI REBUS

kopi panas dan ubi rebus (wedhang kopi, telo godhog)......cocok banget di pagi hari yang dingin...kopi hitam pahit-manis yang masih panas di cangkir, dituang ke tatakan-nya...di 'sruput' pelan...weh segernya.....
apalagi ubi rebusnya...masih panas dikulitin, diggigit pelan2 weh...pasangan yang klop di pagi hari....mau???

yah begitulah kesederhanaan, tapi...ternyata di dalamnya ada filosofi dalam yang muncul di WEDHANG KOPI TELO GHODOG...
kopi hitam mewakili pekatnya misteri hidup...untuk meminumnya, kita perlu memindahkan dari cangkir ke tatakan, meminum perlahan (gak mungkin kan minum kopi kaya bir..langsung tenggak abisss...), ditiup, dirasakan pahit manisnya...refleks bibir akan bersuara "ah...."
menikmati hidup dari yang kecil...kita nikmati perlahan apapun manis pahitnya klo kita melalui dengan bertahap tidak akan membuat kita lupa, kopi tetap hitam , hidup lebih indah klo kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok...perlahan kopi itu akan habis juga...dan menyisakan ampas hitamnya (asal bukan kopi instant lho..) ada yang kita minum tapi ada bagian kecil yang harus kita buang...itulah ampas hidup..jangan mengaduk kopi sebelum diminum...awal kopi setelah diaduk jadi, kita harus sabar menunggu untuk mengendapkan ampasnya dulu...itulah proses hidup... sabar yah sebelum menikmati hasil...klo pun hasil sudah bisa dinikmati...nikmatilah perlahan...rasakan blend- nya....dan sisakan ampasnya, jangan serakah menghabiskan semua. karena dari yang kita miliki ada sebagian hak yang bukan untuk kita...ampas kopi akan melebur lagi di tanah kembali ke alam....

apalagi ubi rebusnya....? apapun bentuknya ubi harus diolah sebelum dinikmati (direbus, digoreng, di kolak), dan yang saya tau tidak ada orang yang makan dengan kulit arinya yang tipis...bikin jengkel kadang klo ga telaten ngupasnya...mending tau jadi langsung "lheebb ". seperti Kopi tadi, nih makanan bisa kita ambil pelajarannya, ubi yang keras tidak akan bisa dinikmati sebelum diolah, pelajaran hidup juga juga hanya sekedar cerita orang tua dan leluhur jika tidak kita olah pikir dan renungan. cuma jadi dongeng sebelum tidur...kulit arinya juga wajib dikupas, dipilah dipilih dengan telaten pa yang bisa kita ambil dan diterapkan sesuai jalur-Nya...tidak semua nasehat cocok dengan kondisi sekarang, tidak semua pitutur itu benar,tipis sekali kulit arinya...tipis sekali perbedaan mana yang perlu kita benar untuk dimakan dan yang tidak... tapi dengan dikupas kita akan menemukan buah dagingnya nya, memahami benar maksud nya tidak hanya mendengar dan dijalankan tanpa tau maknanya...tidak salah sih..hanya kurang sempurna...dan akhirnya di lheebb... apapun yang kita cari/kita lihat/kita dengar, dipirkan dulu, direbus di otak dan hati sampe mateng....,dipisahkan kulitnya, dibuang kotoran yang menempel pada kulitnya, biar ga jadi penyakit di darah kita...setelah semua kita lalui...silahkan menikmati apa yang kita cari...

hehehe...bisa aja....emang orang jawa dikkenal dengan "ILMU GATHUK " nya...menggabungkan renungan dengan alam, menjadikan pelajaran " PITUTUR LUHUR" yang semua tinggal kita nikmati sebagai nasehat.agak susah sih menterjemahkan ke kata-kata...ini hanya inspirasi aja...selebihnya monggo digali sendiri.
yuk kembali ke alam, banyak yang bisa kita ambil dari alam, tidak sekedar dihabiskan dan ditanam...tenyata alam juga Guru yang baik bagi hati kita.

3 komentar:

  1. jowo-banget(jarang2 bgt yang begini),oi manusia sadarlah apa yang kau manfaatkan itu ada yang punya-kira2 gitu deh intinya-englishnya-dont let earth angry coz we all make it and coz by all of us!our greedy never statisfaction by anything until end of world by disaster!
    ke juga mas blognya-dah di link nih,selow aja....dinilai 7,9.
    n_n

    BalasHapus
  2. atur nuhun kang....monggo ber inspirasi dengan kopi+ubi nya....saya setujuuuu wae....

    BalasHapus
  3. saya setuju dengan alam adalah guru kita...
    salam kenal

    BalasHapus